Orang-orang Jatim, terutama Bangil, mungkin punya potensi ketakwaan lebih besar karena bayangan mereka tentang panasnya suhu neraka lebih presisi.
Mereka sudah menjalani “magang neraka” setiap hari. Pengalaman hidup di suhu yang bisa melelehkan aspal dan kesabaran itu membuat gambaran akhirat mereka begitu nyata.
Kelak, ketika berkesempatan mengintip neraka, mereka cuma berkomentar datar: “Halah, ternyata cuma segini panasnya…”