Bila digunjing, bersyukurlah karena kamu punya pengaruh cukup besar hingga mencuri perhatian satu atau beberapa orang.
Bila didengki, bersyukurlah karena dengki hanya ditujukan kepada yang dianggap unggul.
Bila sapaanmu diacuhkan, bersyukurlah karena beban memori hapemu berkurang dan waktumu lebih hemat.
Bila tak diundang, bersyukurlah karena anggaran bensin atau saldo gojek dan grabmu tak berkurang.
Bila dicap sesat, bersyukurlah karena andai tak menyesatkanmu, kamu justru galau bila diaggap benar oleh orang berpandangan salah dan berprilaku buruk.
Bila dibilang tak cantik, bersyukurlah karena probabilitas rasa amanmu dari godaan dan gangguan lebih besar.
Bila dianggap miskin, bersyukurlah karena tak perlu repot menolak proposal dan tak dihantui rasa bersalah memanfaatkan fasilitas subsidi.
Bila dianggap bodoh, bersyukurlah karena tidak perlu sibuk menjawab beragam pertanyaan dan meladeni aneka curhat.
Bila di-unfriend atau di-unfollow, bersyukurlah karena jumlah orang yang kamu jaga perasaannya berkurang.
Bila diceraikan atau ditinggalkan, bersyukurlah karena bebas dari rasa bosan selalu melayani satu orang yang tak menghargaimu.
Bila merasa sendiri, bersyukurlah, karena kesendirian memberimu ruang untuk mengenal diri sendiri lebih dalam serta berlatih untuk siap mati sendirian dan bangkit di akhirat sendirian.
Bila merasa mulai tua, bersyukurlah karena berumur panjang dan punya kesempatan untuk memperbaiki yang buruk dan membenahi yang salah.