Rasa bersalah yang ditutupi sering kali muncul dari ketakutan akan penilaian atau tuduhan orang-orang lain yang mungkin tidak mengetahui kesalahan tersebut. Ketika seseorang merasa tertekan oleh asumsi bahwa orang lain sedang menggunjing atau menyalahkannya, dorongan untuk mengklarifikasi kesalahan bisa menjadi cara untuk melepaskan beban batin. Namun, tindakan ini justru bisa mengungkap rasa bersalah yang sebelumnya tersembunyi, terutama jika orang lain ternyata tidak menyadari masalah tersebut.
Fenomena ini berkaitan dengan dinamika psikologis seperti proyeksi, di mana seseorang memproyeksikan ketakutan atau rasa bersalahnya sendiri ke orang lain, mengira mereka sedang menilai atau membicarakannya. Mengklarifikasi kesalahan kepada orang yang tidak mengetahuinya bisa menjadi bumerang, karena justru menarik perhatian pada hal yang awalnya tidak diperhatikan.
Cara logis yang layak dicoba adalah :
- Refleksi Diri: Pertimbangkan apakah rasa bersalah ini berasal dari dalam diri sendiri atau dari bukti nyata bahwa orang lain menyalahkan Anda. Tanyakan pada diri sendiri, “Apa yang membuat saya merasa mereka menggunjing saya?”. Sangka buruk yang dirawat tanpa data jelas adalah bibit halusinasi.
- Komunikasi yang Bijak: Jika merasa perlu mengklarifikasi, lakukan dengan hati-hati dan hanya kepada pihak yang relevan. Hindari membuka masalah kepada orang yang tidak terlibat, karena ini bisa memperumit situasi. Jangan menjaga jarak dengan mereka karena itu justru mengundang tahda tanya dan tetaplah berkomunikasi agar bisa memperoleh data valid tentang sikap mereka di belakang anda.